Wednesday, October 10, 2007

Ternate

Ternate cuma merupakan kota kecil yang terletak di lereng gunung Gamalama. Keliling gunung ini cuma 42 km. Radiusnya tak lebih dari 10 km. Kendati demikian, dengan populasi sekitar 120.000 jiwa ini, Ternate termasuk kota paling ramai di Maluku sesudah Ambon. Karena itu, sejak Maluku Utara menjadi propinsi tersendiri pada Oktober 1999, Ternate terpilih sebagai ibukotanya.


Maluku Utara adalah daerah kepulauan yang terdiri dari 353 pulau, dengan luas daratan 32.000 km persegi,serta di atas perairan seluas 107.382 km persegi. Wilayah ini di bagian utaranya berbatasan dengan Samudra Pasifik, selatan dengan Laut Seram, timur dengan Laut Halmahera, dan barat dengan Pulau Sulawesi.

Kendati kecil, Ternate pernah memainkan peran penting di kawasan Timur Nusantara dari abad ke-13 sampai abad ke-17. Sebagai kerajaan primus interpares dari kerajaan-kerajaan Islam di Maluku ---bersama kerajaan Tidore, Bacan, dan Jailolo, wilayah kekuasaan Ternate pada era Sultan Baabullah (1570-1583) pernah membentang dari Mindanao (sekarang bagian dari Filipina) di utara sampai Bima di selatan. Ke barat meliputi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara.

Mayoritas penduduk Ternate menganut Islam Sunni. Namun tak bisa dipungkiri, terdapat pula sejumlah praktik keagamaan yang berakar dari tradisi Syi'ah. Dalam hal ini, Syi'ah memiliki arti kelompok, partai, atau pengikut. Kata ini merujuk pada pengikut Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin pertama Ahl al-Bait.

Kecuali masalah imamah, antara kaum Syi'ah dan Ahl Sunnah Wal Jama'ah hampir tak terdapat perbedaan. Tak diketahui siapa dan kapan praktik-praktik Syi'ah ini, seperti ta'ziah dan perayaan 'asyura, masuk ke
sana. Artikel ini mencoba menelusuri jejaknya berdasarkan catatan sejarah dan pengalaman sendiri sebagai orang Ternate. Kajian ini tentu saja belum memadai, tapi mudah-mudahan berguna sebagai langkah awal menuju penelitian lanjutan yang lebih komprehensif. (dikutip dari google.co.id)

No comments: